Senin, 30 April 2012

Dua Perempuan Sekaligus

Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu, setelah kemarin malam tiba di rumah bibinya di Tasikmalaya. Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu bibinya menyuruhnya untuk dipijat guna melemaskan otot-ototnya. Semula Adi menolak karena dia tidak terbiasa dipijat. Tetapi setelah dia tahu yang akan memijatnya adalah Dedeh, perempuan yang setiap pagi membantu bibinya sehari-hari dan menyiapkan segala keperluan sebelum kepasar untuk berjualan, akhirnya Adi berminat juga. Sebagai anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang dipijiti perempuan melintas dibenaknya, siapa tahu dapat bonus setelah dipijat. Sebelumnya Adi telah melihat Dedeh pagi itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya yang akan berjualan di pasar. Dedeh perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah sangat lumayan dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat berisi, terlihat dibalik kebaya yang dipakainya. Dedeh bukanlah pembantu, tugas utamanya hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda berdagang dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang bekerja di Arab Saudi. Kini sambil tengkurap dilantai beralaskan kasur tipis dengan hanya mengenakan kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dedeh. Jemari tangan perempuan mulai memijati betisnya yang kaku. Pijatannya lembut tapi cukup bertenaga. “Pijatan kamu enak, belajar dimana ?” tanya Adi membuka pembicaraan “Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa sendiri” jawab Dedeh dengan logat Sunda yang kental. “Oh begitu” kata Adi sambil terus merasakan pijatan “Sudah lama ikut Bi Karta?” tanyanya lagi “Sudah sekitar tujuh bulan” jawab Dedeh “sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab Saudi” ” Sudah lama juga ya” timpal Adi ” Kang Sudin suka pulang ?” “Belum pernah, habis dikontraknya satu tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh pulang” jelas Dedeh. “Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian ?” tanya Adi memancing “Yah, gimana lagi. Namanya juga cari rejeki” jawab Dedeh yang jemarinya mulai memijati paha Adi. Dipijatinya paha itu mulai dari belakang lutut terus keatas menyusup kebalik kain sarung yang dipakai Adi. Dedeh agak jengah ketika tangannya menyusup hingga pinggul Adi dan menyadari pemuda itu tidak pakai celana dalam. Mukanya agak memerah tetapi tetap diteruskan pijatannya. Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri pijatan hingga mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya nyelonong hingga menyentuh biji peler Adi. “Aduh jangan disodok dong !” seru Adi pura-pura kaget. “Aduh maaf, licin sih” ucapnya menahan malu. “Habis aden tidak pakai celana sih” “Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat” jawab Adi nakal. Akhirnya setelah bagian paha Dedeh pindah kebagian pinggang dan Adi membuka kaus singletnya ketika pijatan itu terus kepunggung dan pundaknya. Pijatan Dedeh memang terasa enak buat Adi atau karena yang memijatnya perempuan. Tapi yang terang selusuran jemari berminyak disekujur badannya telah membuat Adi merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar secara perlahan batang nya menegang. Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika Dedeh menyuruhnya terlentang untuk dipijat bagian depan. “Eh bagian depannya juga ya?” tanyanya gugup. “Iya, biar sekalian” jawab Dedeh terdengan merdu di telingan Adi. Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya sibuk membereskan kain sarungnya agar acungan batang nya tidak terlihat. Sebenarnya Dedeh tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan sambil tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi. Sambil berbaring Adi berusaha bersikap tenang dan menikmati pijitan Dedeh sambil menatapi wajah Dedeh yang menunduk.Wajah Dedeh cukup menarik, rambutnya yang panjang digelung kebelakang, hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu hitam halus diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahliah. Demikian juga dengan tangannya berbulu halus. Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju kebayanya membuat Adi semakin naik spaning. Baju kebaya dengan belahan yang cukup rendah telah menampilkan juga belahan buahdada Dedeh yang putih. Ditambah dengan posisi Dedeh yang berlutut dan membungkuk, hingga belahan itu semakin mencuat. Apalagi kedua tangannya yang sedang memijat menekan buahdadanya dari samping sehingga gunung kembar yang padat berisi itu makin membusung. Adi menelan ludah melihat itu sehingga membuat batang nya semakin tegang, dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya agar menyamarkan tonjolan yang terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dedeh mulai merambahi pahanya. Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buahdada itu, juga karena pijatan jemari Dedeh semakin mendekati pangkal pahanya. Dedeh juga telah melihat perubahan itu sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai perempuan yang ditinggal lama oleh suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya, antara hasrat yang mulai menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang, jemari tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah tersingkap keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya. Adi pemuda delapan belas tahun yang masih hijau soal seks. Pengetahuan yang didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan VCD porno. Hingga menghadapi situasi itu membuat dirinya grogi. Mau menerkam dia takut Dedeh berteriak dan menuduhnya mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang perempuan. Akhirnya dia memilih diam dan terus menikmati pijatan Dedeh yang kini makin keatas menyusup kebalik kain sarungnya. Jemari Dedeh memijiti pinggul dikiri kanan pangkal paha Adi. Hal mana membuat Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja atau tidak jemari Dedeh sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya. ” Manuknya bangun ya?” tanya Dedeh akhirnya sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’ diselangkangan pemuda itu semakin mengacung. Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga Adi, Dedeh masih ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu. “Ehh..iya” jawab Adi gelagapan ” Habis pijitan kamu enak sekali sih” “Ah masa, tapi itu artinya aden normal” kata Dedeh menimpali “Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung ?” tanya Adi “Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa lihat punya suami” jawab Dedeh makin berani. “Oh iya” kata Adi juga semakin berani. “Ngomong-ngomong bagus mana punya saya sama punya Kang Sudin ?” tanyanya lagi. “Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah lihat punya aden” jawab Dedeh memancing. ” Kalau mau lihat, ya dibuka saja” kata Adi sambil menyibakkan kain sarungnya hingga mencuatlah batang ****** yang telah sepenuhnya ngaceng. Dedeh sedikit terkejut tapi dilihat juga batang ****** yang sudah tegang itu. ” Bagaimana ?” tanya Adi bernafsu. ” Eeee….nggg…. sama saja bagusnya. Cuma punya aden lebih besar dan panjang” jawab Dedeh sambil tertawa kecil dan tak sadar jemarinya yang memang berada disekitar pangkal paha itu mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang mulai tumbuh subur. ” Kata orang, perempuan lebih suka burung yang gede” pancing Adi berani. “Ah, kata siapa ” jawab Dedeh tersipu sambil matanya tetap menatap batang ****** pemuda itu yang mengangguk-angguk, sementara itu jemarinya masih membelai bulu jembut menghitam dan nafasnya mulai memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi burung nya sudah sebesar itu. Memang batang ****** Adi lebih besar dan panjang dari kepunyaan Sudin suaminya. Dan Dedeh juga telah mendengar dari Iis sudaranya, semakin besar batang ****** lelaki semakin nikmat hujamannya dirasakan oleh perempuan. ” Ya kata orang, saya juga belum tahu” jawab Adi ” Belum tahu. Memang aden belum pernah melakukan ?” tanya Dedeh antusias. ” Belum, sayakan masih perjaka ting-ting nih. Ajarin dong” kata Adi semakin berani. ” Ah aden bisa saja, diajarkan apa sih ?” tanya Dedeh pura-pura bodoh. ” Diajarin bagaimana melakukannya ” kata Adi yang tangannya sudah memegang tangan Dedeh dan mendorongnya agar menyentuh batang nya. Dan Dedeh menuruti dengan membelai perlahan otot tegang itu. ” Benar aden belum pernah?” tanya lagi. ” Berani sumpah,” kata Adi meyakinkan ” melihat perempuan telanjang saja saya belum pernah” Dedeh semakin tergerak, jemarinya semakin berani meremasi batang ****** Adi, yang membuat pemuda itu semakin bernafsu. Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai berani merabai buahdada Dedeh dan meremasnya. Dedeh mengelinjang menikmati remasan itu. Telah lama ia tidak menikmati sentuhan lelaki. Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai membuka satu-persatu peniti di baju kebaya Dedeh yang telah pasrah. Mata Adi berbinar ketika peniti itu telah lepas semua dan buah dada ranum yang masih terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar. Segera saja ia bangkit duduk dan memegang pundak Dedeh yang juga bersimpuh pasrah. Dipandanginya seputar belahan putih mulus yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus, kontras dengan kulitnya yang putih. Diusap-usapnya buah dada itu perlahan yang membuat Dedeh semakin bergetar dan tangan Adi terus naik keleher hingga kedagu. Diangkatnya dagu itu hingga muka Dedeh menengadah. Matanya terlihat pasrah namun menyimpan hasrat yang mengelora. Bibirnya merekah basah, mengundang untuk dikecup. Maka diciumnya bibir merah merekah itu dengan bernafsu. Dedeh pun menyambut ciuman itu dengan hangat, sementara tangannya makin keras meremasi batang ****** Adi. Dan tangan Adi juga tidak tinggal diam, setelah membuka baju kebaya Dedeh, segera saja tangannya membuka kancing BH yang membungkus buahdada yang montok itu. Maka mencuatlah sepasang gunung montok yang sedari tadi menarik minat Adi. Dedeh secara refleks semakin meremas dan mengocok batang ****** Adi ketika pemuda itu dengan bernafsu meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Sementara itu ciuman mereka semakin bernafsu. Meski belum pernah bercinta dengan perempuan tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas itulah yang dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi. Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya, lidahnya menjulur menjelajah kedalam mulut Dedeh. Demikian juga dengan Dedeh, berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. Melihat kemampuan pemuda itu, Dedeh ragu akan pengakuannya belum pernah bercinta dengan perempuan. Namun nafsu yang kian menggebu menghapus semua keraguannya, yang penting hasratnya harus tertuntaskan. Setelah puas menciumi mulut Dedeh, perlahan mulutnya mulai menyusuri leher perempuan itu terus kebawah ke belahan dadanya yang ranum. Dedeh mendesah ketika ujung lidah Adi mulai menjilati seputar buahdadanya yang ranum, terus keputingnya yang semakin mengeras dan menghisapnya seperti bayi. ” Ahh.. den, gelii.. ” rintih Dedeh. Adi dengan bernafsu terus meremasi dan menghisap buahdada ranum yang itu. Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia ingat, untuk memuaskan hasratnya yang kian menggebu. Baru pertama kali itulah ia menciumi buah dada wanita secara utuh. Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian. Buahdada Dedeh yang padat berisi memang sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya padat berisi, tidak terlalu besar tapi montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus disekitarnya menambah daya tarik alias semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi dengan tidak puas-puasnya mulut dan tangannya secara bergantian meremasi dan melumati sepasang gunung montok nan lembut. Dedeh dengan penuh gairah menikmati semua sentuhan itu. Dan Adi yang batang nya terus dirangsang remasan tangan Dedeh, secara perlahan nafsunya semakin tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan semakin nikmat sehingga batang nya semakin tegang dan sensitif. Seketika Adi bangkit berlutut dan melepaskan kulumannya dari buahdada Dedeh. Batang nya yang telah sepenuhnya tegang itu ditempelkan diantara buah dada Dedeh yang montok dan digesek-gesekkan turun-naik . Dedeh mula-mula bingung, tapi kemudian mengimbangi dengan menekan kedua buahdadanya hingga batang ****** itu terjepit diantaranya. Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi Adi yang semakin giat mengesekkan batang nya. Demikian juga dengan Dedeh yang baru pertama melakukan posisi itu, dirasakan ada sensasi lain batang ****** lelaki mengesek-gesek diantara belahan dadanya. Sementara itu Adi juga merasakan sensasi yang sama, sehingga tidak beberapa lama kemudian Adi merasa bahwa ia akan segera orgasme, maka dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah muncratlah cairan hangat dari lubang nya yang masih terjepit diantara buahdada Dedeh. “Ahhhhc…hhhhhggghhh… !” rintih Adi sambil melepaskan hasratnya. Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan nikmat yang beberapa detik dirasakan. Dedeh terkejut tidak menyadari pemuda itu telah orgasme. Dedeh baru sadar ketika dadanya yang menjepit batang ****** itu dilumuri cairan hangat yang sebagian lagi memerciki leher dan dagunya. “Hi hi.. sudah keluar ya den ? ” kata Dedeh terkikik melihat batang ****** pemuda itu menumpahkan lahar panasnya diantara jepitan buahdadanya. Tapi jepitan buahdadanya pada batang ****** itu tidak dilepaskan, Dedeh juga merasakan nikmat ketika seputar dadanya terasa hangat oleh percikan cairan putih kental yang dikeluarkan ****** pemuda itu “Habis jepitan kamu enak sekali” jawab Adi menutupi rasa malunya. Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek saja ketika dirasakan mendekati orgasme. Dia tiba-tiba teringat film porno yang pernah ditonton dan ingin mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar biasa. Keduanya kemudian terduduk. Dedeh sibuk membersihkan lumuran sperma didadanya dengan melap pada kainnya yang sudah terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu. Sementara Adi masih mengatur nafasnya sambil membersihkan batang nya yang masih separuh tegang. Nampak keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde selanjutnya. Terutama Dedeh, yang nafsunya belum terlampiaskan, yang lalu bangkit berdiri dan segera membuka kainnya sambil mengeraikan rambutnya yang panjang. Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai celana dalam. Tubuh telanjang Dedeh memang semakin terlihat menggairahkan. Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan ditubuhnya itulah yang membuat birahi lelaki langsung “konak”. Buahdadanya menggantung padat berisi dengan puting kemerahan dikedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang montok. Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus. Semuanya, meski Dedeh gadis desa, terkesan terawat. Apalagi ketika Dedeh membuka celana dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan itu. Terpampanglah dengan jelas pangkal paha dengan bulu jembut menghitam lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu jembut itu tidak hanya tumbuh diseputar pangkal pahanya tapi merebak tipis keatas hingga kesekitar pusarnya. Adi menelan ludah, perlahan batang nya mulai bangkit. Hal itu memang yang dimaksud Dedeh untuk segera menaikkan nafsu pemuda itu. “Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan” kata Adi sambil menelan ludah dan segera bangkit berdiri hingga mereka saling berhadapan. Batang ****** Adi yang telah tegang mengacung bebas yang segera ditangkap tangan Dedeh dan diremas-remasnya. Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera menggerayangi buahdada ranum yang mempesonanya. Sementara tangan yang satunya menyusuri keselangkangan Dedeh. Dirabanya bulu jembut itu yang lebat dan hitam itu. Dan sesuatu dibaliknya pastilah lebih menggairahkan. Dedeh mendesah ketika jemari pemuda itu mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya, lalu mereka saling berciuman kembali untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing. “Oh den….., terus den…ah..!” rintih Dedeh kian bernafsu ketika jemari Adi mulai menyusup keselangkangannya dan menyentuh bibir nya yang telah basah. Dengan ujung jarinya disusupkan kebelahan Dedeh yang telah merenggangkan kedua pahanya. Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno yang pernah ditontonnya. Disuruhnya Dedeh untuk berbaring terlentang sedangkan ia berada diatasnya. Kepalanya tepat diatas selangkangan Dedeh dan selangkangannya diatas kepala Dedeh. Dedeh mula-mula bingung. Didepan mukanya batang ****** yang mengacung menggantung tegang seolah mau menghujamnya. Dengan polos batang ****** itu cuma diremas-remas. Tubuh Dedeh bergetar ketika dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai menjelajahi bibir nya dengan penuh nafsu. Memang Adi mulai merambah lembah dipangkal paha wanita itu. Disibakkannya bulu jembut yang melingkari lubang diselangkangan Dedeh. Matanya nanar melihat kemaluan perempuan untuk yang pertama. Belahan itu terlihat lembab dan ketika dengan jemarinya dikuakkan, terlihatlah yang putih kemerahan telah basah. Dengan tidak sabar dicium dan dijilatinya belahan itu. Harum. “Ah…den, geli….” Rintih Dedeh menikmati sentuhan lidah pada nya yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Sudin suaminya dalam bercinta tidak memakai teknik macam-macam, mencium bibir, meraba dada, lalu langsung memasukan batang ****** kedalam nya. Dan gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dedeh dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin keluar tanpa memperdulikan apakah istrinya juga puas. Selama Dedeh menikah dia belum pernah merasakan dan tahu tentang orgasme. Karena itu apa yang dilakukan Adi terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang sangat menggairahkan. Sekarang bukan Dedeh yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi yang pegang kendali. ‘Ayo dong De, manukku dihisap” kata Adi ketika dirasakannya Dedeh hanya memegang dan meremasi nya saja. Dedeh tertegun, ia belum pernah melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar untuk mencoba. Perlahan didekatkan batang ****** dalam genggaman tangannya yang telah tegang itu kemulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala ****** yang keras dan kecoklatan itu menyentuh bibirnya. ” Pakai lidahnya De, jilati” perintah Adi. Dedeh menuruti, ujung lidahnya perlahan dijulurkan menyentuh kepala ****** dan mulai menjilati. “Ah.. ya terus De begitu, nikmat euy!” desah Adi diantara kesibukannya merambah hutan lebat berdanau hangat. Sentuhan lidah Dedeh terasa nikmat, tapi Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan pinggulnya hingga batang nya itu semakin masuk kemulut Dedeh. Dedeh menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar hingga kepala ****** yang besar itu masuk semua kedalam mulutnya yang kecil. Digunakan lidahnya untuk mengelitik dan menghisap kepala ****** itu yang membuat Adi menggerinjal kenikmatan. Dedeh ternyata cepat belajar. Kini mulut dan lidahnya semakin aktif mengulum dan menjilati batang ****** pemuda itu, meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi nikmatnya luar biasa. Dedeh juga merasakan sensasi lain dalam melakukannya, mengingatkannya sewaktu mengulum es lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan dari jilatan lidah Adi di lubang nya. Mulut mereka terus melakukan tugasnya masing-masing. Keduanya sama-sama belum pengalaman melakukannya, karenanya buat mereka sensasi yang dirasakan sangat luar biasa. Adi yang berencana hanya dua hari dirumah bibinya bertekad selama mungkin tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus bercinta dengan perempuan yang telah membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari juga dia sanggup melakukan. Dia merasa tidak rugi keperjakaannya hilang oleh perempuan ini. Demikian juga dengan Dedeh, pengalaman yang tengah dialami kini telah membuatnya mabuk kepayang. Belum pernah selama ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu saat bercinta seperti sekarang. Kulumanan dan jilatannya pada batang ****** dan lubang nya yang dijilati mulut pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dialiri setrum kenikmatan yang memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan tanpa disadari orgasme yang belum pernah dirasakan melandanya. “Aduh gusti..! Achh..!” desahnya parau ketika dirasakan sesuatu didalam nya berdesir-desir dan menjalar keseluruh tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah dirasakan. Tiba-tiba tubuh Dedeh menjadi sangat sensitif mengerinjal kegelian menerima jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda itu dari atas tubuhnya. “Hi..hi geli ah!…” desisnya menahan tawa. Adi bingung menanggapi kelakuan Dedeh, dia juga sama bodohnya. ” Eh kenapa sih ?” tanyanya bingung melihat Dedeh yang berbaring meringkuk mendekapkan kedua tangannya kedada sambil senyum-senyum. ” Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba kerasa geli semua” jawabnya juga bingung. “Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme” kata Adi setelah menganalisa jawaban Dedeh. “Orgasme ?, apa itu ?” tanya Dedeh masih bingung. ” Itu sama seperti saya tadi keluarin air mani” jawab Adi. ” Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar airnya ?” tanyanya lagi ” Itu karena Eceu perempuan, keluarnya didalaem” jawab Adi sekenanya, soalnya dia juga kurang paham masalah itu disamping nafsunya masih tinggi belum terlampiaskan. “Ayo atuh dilanjutkan, si otong masih ngaceng nih” ajak Adi sambil mengacungkan batang nya yang memang masih tegang. Dedeh tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi segera pengatur posisi diatas tubuh Dedeh. Rupanya Adi ingin segera melakukan hubungan sex yang sebenarnya. Dengan berdebar diarahkan batang nya kelubang Dedeh yang sudah basah. Tubuhnya berdesir ketika kepala nya menyentuh bibir yang telah merekah. “Ahhh..!” desis Dedeh merasakan nikmat sentuhan dan selusuran kepala ****** Adi yang besar di lubang nya yang sempit. Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala nya semakin meyelusup kebelahan yang telah basah itu. “Ah..den terus masukin” desis Dedeh memberi semangat. Telah beberapa bulan lubang nya tidak disinggahi ****** lelaki hingga debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama. Demikian juga dengan Adi, selusuran batang nya pada lubang Dedeh yang lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia angankan lewat mimpi. Dengan kekuatan penuh didorongnya batang nya menerobos lubang kenikmatan yang paling dalam. “Aduh gusti ! ” teriak Dedeh tertahan merasakan hujaman batang ****** yang besar dan keras itu kelubang nya yang sempit. Memang batang ****** Adi yang besar cukup seret masuk kedalam lubang Dedeh yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih cukup sempit. Untung cairan didalam lubang Dedeh cukup licin hingga membantu masuknya batang ****** itu lebih dalam. “Ah..! enak euy!” desis Adi ketika seluruh batang nya telah tertancap di lubang Dedeh yang merasa nyeri sedikit pada lubang nya akibat besar dan panjangnya batang ****** itu. Tapi perasaan nyeri itu tak lama hilang ketika perlahan Adi mulai mengerakkan batang nya keluar masuk lubang nya. Dedeh merintih kenikmatan merasakan gesekan di dalam lubang nya, kedua pahanya semakin diregangkan. Demikian juga dengan Adi, gerakan maju mundur batang nya di dalam Dedeh betul-betul mendatangkan kenikmatan yang luar biasa. Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan batang nya yang kian keras dan tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang selama ini cuma dihayalkan lewat mimpi. Kini secara nyata ia melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan saja cantik dan bertubuh indah, tapi juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan yang lebih. Memang Dedeh yang secara tak sadar berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya, menggerak-gerakkan pinggulnya bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang menghentak maju. Hal mana membuat Adi semakin syurr. “Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!” Desis Adi “Ayo den, goyang terus biar tuntas” Dedeh juga tidak mau kalah memberi semangat. Dan mereka semakin hot mengerakkan tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing. Mereka tidak memperdulikan lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma ada bagaimana mencapai kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang berbinar penuh nafsu. Adi mendekap tubuh Dedeh dan membalikkan posisi mereka menjadi Adi di bawah dan Dedeh diatas. “Ayo De, goyanganya ” pinta Adi agar perempuan itu lebih aktif. Dan Dedeh yang berada diatas menjadi lebih leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan hanya naik turun tapi juga memutar. ” Ah !” desis Adi ketika terasa batang nya bagai dipelintir bila Dedeh memutar pinggulnya seperti orang sedang mengulek. Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya buahdada montok yang menggantung itu sehingga mendatangka n rangsangan bagi Dedeh. Tubuh Dedeh menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Belum pernah dia merasa senikmat ini dalam melakukan sanggama. Semua gerakannya dilakukan secara naluri, karena dia belum pernah melakukannya dalam gaya demikian, tapi benar-benar mendatangkan kenikmatan yang sangat. Demikian juga dengan Adi, pengalaman pertama yang benar-benar tak akan terlupakan. Mereka terus melakukannya dengan lebih giat. Dedeh yang berada diatas seolah mengendalikan permainan. Perlahan dia tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat yang lebih buat dirinya dan juga pemuda itu. Gerakan batang ****** yang besar dan keras didalam lubang nya telah pula menggesek-gesek kelentitnya, hingga semakin menambah gairahnya. Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin tinggi. Adi merasakan batang nya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dedeh yang didalam lubang nya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat goyangannya. ” Ayo De, gayang terus sampai tuntas ! ” teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan itu batang nya berdenyut-denyut dan tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan kenikmatan didalam lubang Dedeh. “…! …..!…. …!” ” Ahhh…..ahh !” desis Adi parau merasakan kenikmatan yang luar biasa. “Ayo den keluarkan semuanya !” teriak Dedeh yang goyangannya semakin menggila karena merasakan juga nikmat oleh semburan cairan hangat dari ****** Adi didalam liang nya. Sehingga tanpa disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan. ” Duh Gusti !….. nikmat !” desisnya ketika dirasakan otot-otot didalam lubang nya meregang dan terasa berdesir nikmat. Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang ****** didalamnya. Tubuh Dedeh ambruk menindih tubuh Adi. Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya memburu dengan butiran keringat membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh telanjang itu. Nafasnya juga memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami, tapi sukar dibayangkan. Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pintu samping yang terbuka. Seketika itu mereka segera melepaskan dekapan dan membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya demikian juga dengan Dedeh segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya. Dari pintu tengah muncul perempuan muda, mirip dengan Dedeh. Wajahnya memerah dengan senyum yang bergairah. Rupanya perempuan ini yang mengintip perbuatan keduanya dan tak dapat menahan hasrat atas apa yang disaksikan, hingga menerobos masuk untuk nimbrung. ” Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya ” katanya sambil mendekati keduanya. ” Eh Iis, ada apa ?” tanya Dedeh gugup sambil terus merapikan pakaiannya. ” Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah lihat dari tadi ” katanya lagi Adi bengong melihat semuanya. Seorang perempuan, sangat mirip Dedeh, berada dihadapannya. ” Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang. Siapa ini ?” tanya perempuan yang dipanggil Iis sambil melirik Adi dan tersenyum menggoda. ” Ini den Adi, keponakannya teteh Karta” jawab Dedeh ” Jangan bilang kang Sudin ya” ” Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede kepincut ” kata Iis menggoda ” Maaf ya den, ini Iis saudara kembar saya saya” kata Dedeh menerangkan. “Ya ya…” ucap Adi baru mengerti, pantas mirip. ” Maaf ya den, bikin kaget. Habis permainan aden dan Dede seru sekali, saya jadi ngga tahan” kata Iis tanpa malu-malu. ” Eh…ngga apa-apa ” jawab Adi gugup. Dedeh segera menarik Iis ke kamar dan berbicara serius. Tak lama Dedeh keluar dengan wajah memerah dan mendekati Adi. ” Maaf ya den, Iis kepingin juga main dengan Aden” kata Dedeh sambil menunduk. ” Hah ” Adi sedikit kaget ” suaminya dimana ?” ” Iis janda ” jawab Dedeh ” Oh begitu ” kata Adi ragu. Berarti dia harus melayani dua perempuan sekaligus, kembar lagi,pikirnya. ” Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak ?” tanya Adi ” Itu sih terserah Aden” kata Dedeh ” Boleh deh, tapi kamu ikut juga ” kata Adi ” Maksud aden ?” tanya Dedeh tak mengerti ” Iya kita main bertiga” kata Adi lagi ” Bertiga, bagaimana caranya” tanya Dedeh lagi ” Gampang De, bisa diatur ” celetuk Iis yang menguping pembicaraan mereka. ” Ayo den ” ajak Iis tak sabar dan tanpa malu-malu segera membuka pakaiannya. Tidak berbeda dengan Dedeh, Iis juga berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip Dedeh, bak pinang dibelah dua. Dan ketika Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dedeh. Buah dadanya padat berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya montok dengan bulu jembut dipangkal pahanya hitam lebat dan keriting. Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercinta dengan dua perempuan kembar sekaligus. Iis ternyata lebih agresif dari Dedeh. Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan yang bergelora disaksikan Dedeh yang masih tertegun. Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa bagi Dedeh. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, didepan matanya pula. Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kawin cerai dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya. Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah meremasi batang ****** besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi ketika mulutnya semakin turun kebawah , keperutnya terus kepangkal pahanya. Adi merem-melek keenakan ketika batang nya mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dedeh yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dedeh untuk ikut nimbrung menjilati batang kontol yang semakin tegang mengeras itu. Dengan patuh Dedeh, yang juga telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang kontol itu kini dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis seperti mengajari Dedeh bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki. Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya Dedeh melakukan hal yang sama. Sehingga batang ****** Adi secara bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu. Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya. Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu. Jari tengahnya disusupkan kedalam lubang yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli. “Ayo den terus, enak ah!” desis Iis keenakan. Ketiganya terus saling merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya. Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang ****** yang tegang dan masih dipegang Dedeh. “Oyo De arahkan” pintanya Diturunkan pinggulnya dan Dedeh dengan patuh mengarahkan batang ****** Adi yang dipegangnya kelubang Iis yang merekah basah. Iis segera menekan pinggulnya ketika kepala ****** itu telah tepat didepan lubang nya, sehingga dengan lancar batang ****** itu terhujam masuk kedalam lubang kenikmatannya. “Duh bapa !” desisnya merasakan nikmat ketika batang ****** yang besar dan keras itu mengelorosor masuk kedalam lubang nya yang telah gatal-gatal nikmat. Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi lubang Iis terasa lebih longgar dibandingkan punya Dedeh. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar. Tidak demikian dengan Iis hujaman batang ****** Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga mendatangkan kenikmatan yang sangat. Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dedeh yang bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati. Maka kembali ketiganya terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang menikmati batang nya yang keluar masuk Iis sambil mulutnya mulai menjilati lubang Dedeh yang setengah berjongkok dengan kedua paha yang mengangkang. Sementara mulut Dedeh ikut pula melumati puting buah dada Iis yang montok. Hujaman ****** Adi di lubang nya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama tidak melakukan senggama atau memang karena ****** itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga batang ****** itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang nya. “Duhh…!….ahhhh! ” pekiknya panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang nya dan mendatangkan kenikmatan yang luar biasa. Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dedeh yang masih menjilati buah dadanya. “Aduh De enaknya..” desisnya. “Sudah keluar Is?” tanya Dedeh yang dijawab Iis dengan anggukkan. “”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi” kata Dedeh tidak malu-malu lagi. Iis sebenarnya masih mau melanjutkan gerakannya karena dirasakan batang ****** Adi yang masih terhujam di lubang nya masih terasa mengacung. “Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka. Memang batang ****** Adi masih keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dedeh menungging dan disodok dari belakang. Pinggul Dedeh yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang nya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan batang nya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih mulus. Dengan dorongan lembut dimasukan batang nya kedalam lubang itu. terasa sempit karena dengan posisi itu lubang itu terjepit kedua paha. “Ah….!” Desis Dedeh ketika dirasakan batang ****** yang besar dan tegang menyelusup kedalam lubang nya. Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga batang nya mundur maju dibalam lubang yang masih terasa sempit itu. Dedeh menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan Adi, gesekan batang nya didalam lubang itu mendatang sensasi yang luar biasa. Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dedeh ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu. “Ah …Den, terussss Den” desis Dedeh semakin bernafsu. Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dedeh dengan kepalanya berada diantara paha Dedeh sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah muka Dedeh untuk dijilati. Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dedeh yang sedang di hujami batang ****** Adi. Sementara Dedeh telah pula menjilati selangkangan Iis terutama bibir nya yang ditutupi rimbunan bulu jembut. Kembali ketiganya bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dedeh, dia harus melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh keyakinan untuk melakukannya. Maka goyangannya semakin cepat saja. Dan Dedeh juga merasakan semakin nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya. “Ah……uhh….ahhh!” pekiknya kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini. Adi tahu Dedeh sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan. “Gantian De, ku sudah gatel lagi” pinta Iis. Dedeh faham dan Adi mencabut batang nya. “Ayo Den, tuntaskan ” pinta Iis masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang. Adi segera mengatur posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang nya ke lubang Iis yang telah menganga. “Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat. Kembali keduanya berpacu penggapai nikmat masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju mundur menghujamankan batang nya kedalam liang Iis. “Ayo den, tancap terus.” Desah Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang nya semakin keras dan sensitif. Demikin juga dengan Iis, lubang nya semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera mencapai puncak. Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya. Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang. “….!…..!….!” “Ahhhh….ahhh! ” desis Adi “Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir bersamaan. Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segi tiga di pagi itu.

Audisi Bintang Baru

“TAPI SAYA GAK MUNGKIN PAKAI BAJU INI……..ROKNYA TERLALU PENDEK , DAN POTONGAN LEHERNYA TERLALU RENDAH….” “TIDAK ….KAMU SESUAI PERJANJIAN HARUS MEMAKAI BAJU INI…..INGAT KALO INGKAR DARI PERJANJIAN, KAMU TIDAK AKAN AKU ORBITKAN JADI BINTANG, DAN KAMU HARUS MENGGANTI 90% NILAI KONTRAK..JADI GA USAH BANYAK OMONG..CEPET GANTI BAJU SANA” nama gadis itu sebut saja alyssa, usianya baru 19 tahun, prestasinya banyak, tinggi, dan kecantikannya merupakan kecantikan khas indonesia. sayang sekali, ia tergiur untuk menjadi bintang terkenal, sperti dinni aminarti , mas ayu anastasia, ririn dwi , diansastro dan lain lain. Alyssa pergi ke jakarta dan berusaha mencari jalan menuju sukses, dan sungguh disayangkan ia menemukan jalan yang salah. Alyssa harus bersedia ditiduri dulu oleh beberapa orang staf sebuah rumah produksi ternama di indonesia , baru akhirnya ia dipertemukan dengan boss, rumah produksi itu. kini sebelum namanya akan diekspos oleh rumah produksi itu, alyssa harus bermain di sebuah film pendek , yg katanya adalah “film audisi”…….namun dari rumor yg berkembang film ini adalah sebuah film semi porn yg sengaja dibuat untuk koleksi si boss rumah produksi tersebut.hmmmmm..its just a rumor Alyssa tak punya pilihan lain,sesuai perjanjian ia memang harus menjalani “film audisi” atau harus mengganti semua pengeluaran plus 90% nilai kontrak…..masalahnya alyssa belum tahu apa itu”fim audisi’sampai ia terjebak disini. terlanjur basah maka ya sudah basah sekalian. perlahan alyssa melangkah menuju ruang ganti. baju yg harus ia pakai nyaris tidak menutupi tubuhnya, bawahannya sangat pendek , sehingga kaki mulus alyssa terlihat jelas dan pantatnya pun cukup terlihat. sementara atasannya adalah sebuah baju backless dengan tali yg diikatkan dibelakang leher, potongan lehernya sangat rendah, sehingga buah dadanya nyaris tak tertutupi. jika alyssa membungkuk maka pantat dan buah dadanya akan terlihat jelas. Fim ini katanya ceritanya adalah kisah cinta. saat alyysa keluar ruang ganti, mata lelaki di ruangan itu terbeliak penuh nafsu. Ada kurang lebih duapuluh orang laki laki di ruangan itu dari mulai tukang lampu sampai sutradara, alyssa adalah satu satunya perempuan di lokasi tersebut. sutradara memanggil pemain prianya, alyssa mengenalinya sebagai hengky, ia memang salah satu anak emas rumah produksi ini. ketika sutradara berteriak action, hengky kemudian merangkul alyssa, dia terlihat sudah sangat berpengalaman. Ekspressi hengky terlihat cerah ceria dan merangkul tubuh molek itu semakin erat, alyssa bisa merasakan sesuatu yg keras dibawah menyentuhnya. Adegan terus berlanjutnya, alyssa dan hengky berciuman beberapa kali, dan terkadang hengky mencium bagian atas dada alyssa. sang sutradara mengamati adgean demi adegan dengan nafsu tertahan, sebenarnya ia ingin sekali meniduri bintang baru ini , namun produser dan pemilik rumah produksi dengan tegas melarangnya. meski demikian ia terus mencari cara untuk menikmati gadis itu. “cut!!” sutradara berteriak, ” kamu lagi meluk pacar kamu apa adik kamu….” sutradara memarahi hengky. “sini saya tunjukin caranya…” kata sutradara. ia menghampiri alyssa memeluknya dengan erat, kedua tangannya langsung meremas kedua bulatan pantat alyssa, senyum kemenangan menghiasi wajahnya, alyssa tak berbuat apa apa hanya diam. kemudian sang sutradara mencium bibir alyssa dengan penuh nafsu sambil meremas buah dada gadis itu. “gitu caranya, nanti kamu bawa dia ke tempat tidur untuk love scene…..nah ekspressinya harus dapet…ngerti..? biar dapet ekspresi,,..kamu harus rangsang dia dari awal ngerti…?” sutradara memberi arahan pada hengky. adegan dilanjutkan , kini hengky menciumi alyssa denagn penuh nafsu , bahkan ia menyibak pakaian atas alyssa dan menciumi buah dada gadis itu , tak ada protes dari sutradara. saat akan masuk adegan love scene , alyssa mengatakan ia malu kalau harus beradegan seperti itu dihadapan banyak orang, ia meminta agar orang yg tidak berkepentingan untuk tidak ada di lokasi. permintaan alyssa disetujui sutradara, maka ia menyuruh orang lain keluar kecuali kameramen dan tukang lampu , sisa crew yang lain keluar dengan menggerutu. Adegan kembali berlanjut, alyssa terbaring di tempat tidur dengan tubuh hengky diatasnya. dan mulai menciumi dan meremas buah dada alyssa, ia kemudian mengangkat rok alyssa ke atas , melebarkan kaki gadis itu dan dengan satu tangan membuka celananya sendiri, mengeluarkan penisnya dan menggosok gosokannya di paha dalam alyssa. Alyssa protes dengan adegan ini, namun dengan tenang hengky mengatakan itu arahan dari sutradara. Alyssa pun protes pada sutradara, namun sutradara berdalih ini dilakukan agar mendapatkan ekspresi orang yang sedang bercinta dan penuh birahi , dia jg mengatakan pada alyssa bahwa yg akan direkam kamera hanya wajahnya saja, demi mendapat eskpresi birahi. alyssa sempat menolak adegan ini , namun sutradarakembali mengingatkan akan surat perjanjian dan kontrak kerja , serta akan sia sianya pengorbanan alyssa selama ini. alyssa tak bisa bicara apa apa lagi, ia hanya kembali berbaring di tempat tidur bersiap melanjutkan adegan tadi. adegan diulang , hengky menciumi dan meremas buah dada alyssa, mengangkat rok alyssa ke atas dan menggosok gosok penisnya di paha bagian dalam alyssa. ternyata setelah bebrapa lama, hengky kemudian menurunkan celana dalam alyssa dan langsung mengarahkan penisnya ke bibir vagina alyssa. alyssa memandang sutradara tanda ia keberatan dengan adegan ini , namun sutradara hanya mengangguk pelan dan tidak mengatakan apa apa. alyssa berpikir bagaimana mungkin adegan seperti ini bisa lulus sensor, walaupun katanya yg di rekam hanya bagian atas terutama ekspresi ( alyssa baru tahu di kemudian hari apa tujuan shooting film ini ) hengky kini mulai memompa tubuh alyssa, dan gadis itu pun sebenarnya mulai terangsang dan menikmati semua ini, ia menggoyangkan pantatnya seirama dengan pompaan hengky. pakian atas alyssa kemudian dibuka dan hengky mulai menyedoyt nyedot buah dada alyssa. sutradara memerintahkan dua orang untuk melepas pakaian hengky , hingga kini hengky dan alyssa telanjang bulat di ranjang dan sutradara terus merekam setiap detail adegan percintaan itu. geraman keras hengky dan semburan di vagina alyssa menandakan pria itu sudah orgasme, dan tak berapa lama giliran alyssa yg orgasme. sutradara pun menutup adegan itu, dan alyssa kemudian diberi selamat oleh semua orang yg ada disana , bahwa ia telah menyelesaikn adegan dengan baik. alyssa kemudian pergi ke toilet untuk membersihkan diri , dan ketika kembali ia melihat seorang lelaki muda yang tampan sedang berbicara dengan sutradara, dia adalah produser di rumah produksi ini , namanya resha atau reza kalo tak salah. sang sutradra ternyata sedang memuji muji alyssa dihadapan resha. produser itupun kemudian menjajikan akan mengorbitkan alyssa menjadi superstar baru indonesia, ia pun memberikan undangan bagi alyssa untuk bertemu dengan beberapa eksekutif rumah produksi ini jam stengah delapan malam. setengah delapan malam , alyssa tiba di rumah resha, ia disambut sang sutradara dan membawanya ke dalam , ternyata di dalam sudah menunggu ramesh dan punjabb, dua orang pemilik production house ini sedang menikmati minuman. Mereka semua terlihat senang dan gembira melihat kedatangan alyssa dan menaymbutnya dengan hangat. mereka pun duduk dan kemudian terlihat serius membicarakan karir alyssa di masa depan. setelah beberapa lama , resha kemudian meminta alyssa memakai pakaian yg dipakainya saat shooting tadi, dengan alasan untuk lebih meyakinkan ramesh dan punjabb. alyssa pun stuju dan segera masuk ke ruang ganti , sebelum masuk ke ruang ganti , resha mengingatkan agar tidak memakai apa apa lagi dibalik pakaian itu. tak ada waktu untuk menolak, alyssa setuju saja demi karirnya. Sesaat stelah alyssa masuk dengan pakaian tadi, seluruh pria diruangan itu berdiri dan bertepuk tangan, mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuh alyssa. namun demikian alyssa merasa rikuh dengan pakaian ini, terutama pada resha yg duduk didepannya, pasti ia bisa melihat jelas, dengan putus asa alyssa melipat kaki dan terus menarik narik rok pendek itu ke bawah , seolah akan bisa menutupi pahanya. tugas alyssa berikutnya adalah menari dengan pakaian itu. alyssa pun mencoba menari dengan musik yg dipasang oleh resha, saat alyssa melakukan gerakan memutar, rok pendeknya akan terangkat , menampilkan pantat dan vaginanya yg tak tertutup. tak berapa lama resha ikut bergabung menari denga alyssa , ia bahkan sempat mencium bibir alyssa, membuatnya merasa malu. perlahan resha mengajak alyssa ke sofa dan mendudukan gadis itu di pangkuannya. resha kembali sibuk mencium bibir gadis itu, sementara tangannya beraksi meremas buah dada gadis itu, jari yang lain bermain main di vaginanya. ketika ramesh, punjabb dan sutradara kemudian pergi meninggalkan ruangan, alyssa merasa lega, dan kemudian iapun membalas ciuman resha dengan lebih panas. pakaian atas alyssa dilepas oleh resha, kini ia leluasa meremasi buah dada ranum itu, smentara alyssa membalsnya dengan membuka kancing dan sleting celana resha dan mengeluarkan penis yg sudah menegang itu. tiba tiba alyssa merasa pundaknya di sentuh seseorang, saat menoleh alyssa terkejut dan panik melihat ketiga orang tadi tealh kembali dan semuanya telanjang bulat. alyssa mencoba bangkit namun resha menahannya, sang sutradara alias jati , kemudian menarik kepala alyssa dan dengan kasar mencoba memasukan penisnya ke mulut gadis itu. saat penis itu masuk ke mulutnya, alyssa sedikit tersiksa dan tersedak karena panis itu mencapai tenggorknnya. resha mengingatkan untuk tidak melawan atau ia akan mengalami hal yang lebih menyakitkan. alyssa menyerah dan mulai mengulum penis jati. kemudian resha berdiri dan melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di alyssa, dan menyuruh gadis itu unutk berbaring di karpet. resha membuka lebar kaki alyssa dan kemudian mengarahkan penisnya ke vagina gadis itu, dan mulai memompanya. penis resha terasa sempit di jepitan vagina alyssa. ramesh tak mau tinggal diam, ia meyuruh alyssa membuka mulutnya dan ia pun memasukan penis besarnya ke mulut mungil gadis cantik itu. dua orang yg lain sibuk bermain main dengan buah dada alyssa, sambil penisnya digenggam oleh tangan alyssa. setelah beberapa lama , mereka berganti posisi, kini giliran jati yang menindih alyssa, agak sedikit repot karena tubuh jati lumyan gendut. setelah ramesh , giliran punjabb yang menindih tubuh alyssa dan memompanya dengan kasar. sementara alyssa sendiri tak dapat berdiam, mulutnya masih mengulum penis resha, dan kedua tangannya sibuk mengocok penis jati dan ramesh. dan dalam periode itu alyssa sudah beberapa kali orgasme. kemudian resha menyuruh semuanya berhenti sejenak memberi nafas bagi alyssa. namun sayang , adegan berikutnya malah lebih menyakitkan bagi alyssa, saat penisnya ditembus oleh jati, pantatnya pun tiba tiba berusaha ditembus oleh resha. hal itu sangat menyakitkan bagi alyssa, ia memohon dan menangis namun tak diindahkan. pantat alyssa terasa panas seaakan terbakar, dan ia tak mampu bertahan lebih lama lagi , ia menangis dan meronta ronta berusaha mlepaskan diri. kedua orang itu menahan kuat alyssa, bahkan saat tangisan alyssa makin keras , jati menampar pipi gadis itu mneuruhnya berhenti menangis. seakan siksaan alyssa belum cukup , ramesh malah menyodorkan penisnya ke mulut alyssa , namun hanya sesaat , ia pun menarik penisnya kembali. kini posisi alyssa bagai sebuah sandwich, dengan jati di depan dan resha dibelakang. ramesh berusaha mencari hiburan dengan meremas buah dada alyssa dan menyuruh alyssa untuk mengocok penisnya. akhirnya jati hampir mencapai orgasme, ia menyuruh alyssa membuka mulut dan ia pun menyemburkan spermanya di mulut gadis itu, tak lama disusul oleh resha yg juga menyemburkan spermanya di mulut alyssa. masih belum cukup mereka masih menyuruh alyssa mengocok ngocok semua penis pria yg ada disana, dan kemudian menyemburkannya ke seluruh tubuh alyssa, dan wajahnya, sehingga seolah ia bermandikan sperma. alyssa akhirnya merasa tenang, karena semuanya sudah terpuaskan, ia pun terbarin di karpet dengan menarik nafas panjang. sayang sekali, ternyata ini bukan akhirnya,,,karena ternyata punjabb mengundang beberapa teman bisnisnya malam itu untuk juga menikmati tubuh bintang baru ini. melihat ada lagi yang datang, alyssa menangis dan memohon , karena ia sudah tak sanggup lagi menghadapainya, namun tak ada yang peduli. terpaksa…sangat terpaksa alyssa harus melayani nafsu ketujuh pria itu. sekarang malah terlihat seperti pemerkosaan massal, saat alyssa hanya satu satunya perempuan yg harus menjadi object seksual. semalam suntuk, mereka berganti posisi dan gaya , menyetubuhi gadis cantik ini. hingga akhirnya mereka semua terpuaskan, alyssa tak bisa bangun dan hanya terbaring lemah di karpet di kelilingi boss boss dunia hiburan, yang ternyata tak segmerlap kelihatnnya. alyssa pun jatuh tertidur. pagi hari , seluruh tubuh alyssa terasa sakit, ia bhakan tak mampu untuk bangun. orang orang itu ternyata punya rasa iba juga, mereka membawa alyssa ke kamar mandi , memandikannya dan memakaikannya pakaian, lalu menagntar pulang. alyssa akhirnya sesuai janji diorbitkan menjadi seorang bintang muda “berbakat” , rumah produksi mengeksposnya secara besar besaran agar namanya cepat meroket, berbagai gosip dirancang agar namanya tetap beredar di masyarakt. tapi di balik layar , alyssa masih harus menjadi budak seks para petinggi rumah produksi itu, meski pun mereka tidak lagi memakai alyssa secara massal , namun alyssa harus selalu menuruti panggilan panggilan mereka swaktu waktu. alyssa sudah melihat contoh para artis yg menolak “bekerja sama” , mereka tiba tiba didera gosip yg tidak mengenakkan, tidak lagi dilibatkan dalam produksi, dan yang lebih parah, adegan bugil bahkan seksnya bisa saja beredar di kalangan luas terutama di internet. siapa bilang dunia artis selalu gemerlap…….?

Dibalik Gemerlap Pesta Sex

Pada bulan-bulan musim pesta pernikahan macam ini hampir setiap malam aku bersama istriku selalu menyempatkan untuk hadir. Terus terang yang paling kami sukai adalah berburu makanan. Kambing guling, soto sulung atau bebek Hainan atau Chech Steak merupakan makanan enak dan tak pernah kami lewatkan. Sayang malam ini istriku berhalangan hadir karena ada keperluan lain. Dengan pakaian lengkapku, stelan jas dan dasi, aku hadir pada resepsi pernikahan anak dari relasi penting di kawasan Tebet. Pesta ini diselenggarakan di rumahnya yang memang bertanah luas dengan bangunannya yang besar pula. Mungkin ada barang 3000 m tanahnya, lengkap dengan areal parkirnya. Namun aku tak hendak parkir di halaman. Aku lebih suka parkir di jalanan yang sewaktu-waktu ingin pergi akan mudah meninggalkan tanpa kesulitan. Nampaknya pesta ini benar-benar mewah, maklum dia ini pejabat cukup tinggi dari salah satu departemen basah RI. Nampak mobil-mobil mewah berderet-deret memenuhi jalanan. Nampak Polantas dikerahkan untuk melancarkan jalanan. Rupanya pesta di rumah yang sangat mewah. Tamu tersebar di dalam rumah, di pendopo juga di kebun yang luas dan asri ini. Ruang-ruang di taman yang nampak dibentuk oleh cahaya sungguh sangat romantis. Nampak tenda purih bersih penuh bunga dan pita menjadi pusat orientasi para tamu. Nampak di sana-sini tersebar bangku untuk tamu-tamu duduk. Semua direncanakan untuk kesan mewah dan anggun banget. Yang menonjol adalah kiriman bunga. Beratus-ratus kiriman bunga ucapan selamat itu disusun sedemikian rupa sehingga memperindah suasana taman dan kebun ini. Dengan dilokasikan pada tempat yang strategis tanpa mengganggu alur orang mondar mandir bunga-bunga itu disusun membentuk kerucut. Pasti hal ini telah diperhitungkan sehingga pemilik rumah telah menyediakan dudukan yang unik dan kokoh sebelumnya. Begitu aku menaiki tangga aku berpapasan dengan pasangan suami istri berusia sebaya. Aku dan sang istrinya sempat bertemu mata sesaat. Dia tersenyum padaku yang langsung aku membalas dengan anggukan tanda hormatku. Aku pandang itu adalah bentuk keramahan umum dalam acara pesta macam ini. Seseorang tak perlu saling mengenal untuk langsung bertegur sapa. Dan oleh keramaian dan kemeriahan pesta aku tak lagi memikirkan soal itu. Sesudah antre untuk bersalaman dengan pengantin dan orang tuanya aku langsung tenggelam pada hidangan yang aku pandang ’super mewah’ ini. Wooww.. Banyak makan favoritku bisa kutemui. Aku jadi ingat istriku, sayang dia nggak bisa ikut. “Hati-hati lho Mas, nanti kena kolesterol,” tiba-tiba kudengar suara ‘jazzy’ dari arah sampingku. Ah.. Ternyata ini ibu yang tersenyum padaku di tangga tadi. Aku mengangguk hormat, “Iya ini Bu… ehh, jeng.. Aku nggak bisa menahan diri kalau lihat yang enak-enak macam begini,” jawabku sekenanya. “Acchh.. Bahaya dong kalau begitu” Eehh.. Ternyata dia kembali menyambungnya. Kini aku serius menengok dia dan memperhatikan. Uuhh.. Ibu ini tidak cantik, maksud saya biasa-biasa saja, namun nampak sangat ‘charming’ dan seksi banget. Dengan gaun pesta berwarna gelap yang terbuka bahunya kecuali tali kecil yang menahan agar tidak merosot menampilkan betapa bersih dan mulus kulitnya. Aku taksir usianya belum 40 tahun. Mungkin sekitar 36 begitulah. “Kenapa Bu.. Eehh.. Jeng..?” “Yaa ituu… lihat saja, banyak yang ‘enak-enak’ khan?” sambil tangannya dan matanya mengarahkan aku ke audience, para tetamu wanita yang rata-rata malam itu memang nampak cantik-cantik dan ‘enak’ tentunya. Rupanya ibu ini pinter sekali memplesetkan omonganku tadi. Aku menunduk membetulkan sendokku sambil tersenyum. “Bapak mana Bu? Kok ditinggal?” aku berusaha membelokkan pembicaraan. “Ah, bapaknya sih, kalau sudah ketemu ‘geng’-nya lupa sama saya. Tuh lagi asyik nggerombol sama teman-temannya”. Oo… rupanya suaminya termasuk kelompok satu departemen dengan tuan rumah. Aku lihat beberapa pejabat lain yang kukenal pula dalam gerombolan suami ibu ini. “Mas sendiri, mana istrinya?” “Aa.. nu Bu…” aku belum menyelesaikan omonganku. “Ya sudah, semua lelaki memang pengin menyendiri khan? Bisa bebas menyantap yang ‘enak-enak’?” Rupanya ibu ini kembali gencar memojokkan aku. Aku jadi penasaran. Apakah dia termasuk perempuan yang ‘kecewa sama suami’? Dan akan binal saat ada kesempatan lepas dari gandengan suaminya? “Lhoo.. Kok begitu mandangnya sih? Marah ya?” aduh senyumnya jadi manis banget di mataku. “Ah.. Nggaakk.. Soalnya saya baru sadar…” Sengaja aku nggak selesaikan kata-kataku. Ibu ini nampak jadi penasaran. “Sadar apaan, Mas?” “Ternyata di dekat saya ada makanan yang bukan ‘enak’ namun ’sangat lezaatt’…” kataku nekat dan memberanikan diri sambil mataku melotot seakan menelanjangi tubuh seksinya. Tahu bahwa yang kumaksud adalah dia, “Orang sudah tua macam gini kok..” dengan gayanya yang sangat menggoda libidoku. “Pasti sedap banget nih…” aku langsung tukas omongannya dengan bisikkan. Dia menampakkan mukanya yang langsung memerah. Ehh.. Tahu-tahu tangannya cepat meraih dan mencubit lenganku. Sesungguhnya aku tak begitu heran. Sebagai lelaki yang rata-rata orang bilang ‘tampan, simpatik, seksi’ dengan posturku yang jangkung dan macho macam Reynaldi bintang iklan dan sinetron itu, aku sering ketemu perempuan macam ibu ini. Yang tanpa sungkan dan malu memang berharap aku memberikannya perhatian khusus. “Mas jangan coba-coba. N’tar dibunuh sama suamiku lho,” kelakarnya. Aku jadi semakin yakin akan ke’binal’annya. Rejeki nomplok, nih, pikirku. “Apa salahnya ‘makan lezat’? Salah sendiri ‘makanan lezat’ dibiarkan jalan sendiri?” kataku kalem sambil meraih tangannya yang masih mencubitku. Tanganku meremasi tangannya. Ahh.. Dia menyambut remasanku. Aku tak akan mundur lagi. Aku mesti cari lokasi yang tersembunyi nih. Di toilet tuan rumah? Atau di balik pohon di taman? Atau di balik tumpukkan karangan bunga? Atau di mobilku? Ah, banyak pilihan. “Kok jadi bengong sih, Mas? Mikir yaa..” “Iyaa.. Saya lagi mikir tempat mana yang bisa aku sembunyi menyantap ‘makan enak’ ini,” jawabku sekenanya yang langsung dibalas dengan kembali mencubit berikut pelintiran yang sakit sekali di tanganku. Kupikir agresip banget nih ibu. Adakah memang dia perempuan demikian kegatelan?! “Aduhh, udah buu.. Ayo makan saja deh. Mendingan kita nyari kursi di luar. Makan sambil mikirin, yookk” Dalam iringan gamelan pengantar pengantin aku beranjak keluar ruang tenda. Ibu ini tanpa ba bi bu, dengan piring makannya langsung mengekor aku mencari kursi kosong di taman. Kulihat di pojok dekat karangan bunga yang menggunung nampak kursi dan meja kosong dengan lampunya yang tak terlampau mencolok. Aku menuju kesana diikuti ibu ini. “N’tar suami ibu nyariin, lho,” kataku khawatir. “Biarlah. Dia khan juga asyik sendiri,” katanya acuh. Pada kesempatan itu aku mengulurkan tangan untuk kenalan. Aku menyebut namaku, “Hendra” “Norma,” dia juga menyebut namanya. “Panggil saja Nor,” katanya. Kami saling pandang penuh makna. Pandangan yang mengartikan kesepakatan untuk berbuat apa saja tanpa batas. Matanya nampak ‘binal’ seperti perempuan yang mendambakan untuk dipuaskan. Adakah suaminya tak mampu memberikannya? Aku pikir tak usah bertanya. Kalau memang mau ya, lakukan saja apa yang ku mau. Dan aku yakin sesungguhnya ibu ini telah mengundangku. Sangat bodoh kalau aku tak tahu dan merespon undangannya. Aku harus cari akal. Kami tak lagi bisa konsentrasi makan. Dalam keremangan kebun itu kami cukup bebas saling sentuh dan remas. ku sejak tadi sudah menampilkan ketegangannya. Dalam pada itu aku mendapatkan ide untuk membawa Norma kebelakang tumpukkan karangan bunga itu. Aku pamit Norma sebentar untuk menengok kemungkinannya. Kulihat bunga-bunga itu disusun 2 tingkat ke atas dan bersandar pada dinding sehingga terjadi celah segi tiga yang cukup longgar untuk bisa aku masuk ke sana. Tanpa ragu aku gandeng Norma untuk menuju ke belakang tumpukkan karangan bunga itu. Keramaian orang dan lalu lalang tamu membuat apa yang kami lakukan tidak lagi menarik perhatian orang. Kami langsung masuk jauh ke celah antara tumpukkan bunga dan dinding. Aku bersender dan menggamit Norma kemudian merangkul dan memagutnya. Tanpa lagi sabar Norna langsung memeluk erat aku. Aku menyambutnya. Kami berpagut bertukar lidah dan ludah. Tangan-tangan langsung saling meremasi daging lawannya. Aku raih bokongnya untuk kuremas-remas. Tangan Norman memeluk punggungku dan menancapkan kukunya. Aku mendengar desah nafsu yang tak sabar. Aku sudah pengin melihat bagaimana kehausan seksualnya perempuan ini. Kukendorkan dasiku dan kubuka kancing kemejaku. Norma cepat meraih dan menyibakkannya. Dia langsung menyantap ujung pentilku. Dia cium dan sedoti dadaku. Aku melayang dalam nikmat birahi. Aku bergaya menyerah. Kubiarkan kehausan Norma melahap aku dengan buas dan liarnya. Ah.. Dasar perempuan yang tak pernah merasakan kepuasan dari suaminya. Aku dipepetkannya ke dinding. Dia bimbing tanganku agar kuangkat ke atas. Norma ingin melahapi ketiakku yang penuh bulu. Dia benamkan wajahnya untuk menjilati lembah ketiakku itu. Duuhh.. Bukan main nikmatnya. Kini aku semakin tak mampu menahan gelinjang syahwatku. Aku raih kepala Norma dan kutekan agar turun ke bawah. Sementara tanganku sudah membuka kancing celanaku. Aku ingin biar Norma yang membuka berikutnya. Dia tahu. Kini dengan berjongkok di lutut, Norma menenggelamkan mukanya untuk menciumi selangkanganku. Dia ‘ngusel-usel’kan mukanya untuk menghirup aroma selangkanganku. Bibirnya mulai menggigiti tonjolan celana dalamku. Dia sangat histeris. “Mass.. nya gede banget sihh…” desahnya dalam bisikkan yang sangat gemetar. Aku tahu dia sangat menahan nafsunya. Sangat ingin mendapatkan obsesi seksualnya. Kemudian tangannya merenggut lepas celana dalamku. Tak ayal lagi, langsung disambutnya ku. Mulutnya menganga menerima batangan kemaluanku yang telah sangat keras disertai urat-urat darah yang melingkarinya. Kulihat bibirnya termonyong-monyong penuh dengan batang kerasku. Aku menyaksikan betapa ganasnya Norma menjilat-jilat dan menggigit batangku ini. Lidahnya terus menyapu kepalanya yang berkilatan karena tekanan keras dari urat darahnya. Dia reguk cairan birahiku yang terus mengalir keluar. Dia jilati bijih pelirku. Sambil mendesah dan meracau dia menyeruak ke bawah selangkangan untuk meraih kenikmatannya. Akhirnya aku tak mampu menahannya. Rasa gatal menandai bahwa spermaku mendesak untuk muncrat demikian membuat aku gelisah dan mendesah pula. “Noorr.. Aku mau keluar niihh…” Norma justru langsung mencaplok kepala ku dan memompa. Aku tahu, dia ingin aku memuntahkan air maninya ke mulutnya. Demikian memang kebanyakkan perempuan yang kehausan macam Norma. Dengan semakin aku nikmat dan melayang orgasmeku tak lagi bisa kubendung. Aku merasakan ejakulasiku di mulut Norma sungguh sangat nikmat. Perempuan dengan busana malam yang sangat seksi ini menerima 6 atau 7 kali kedutan semprotan spermaku ke mulutnya. Yang kudengar hanyalah “mmll, hheelm.. hhllmpp…” sambil tangannya terus ikut memerasi batanganku. Agaknya dia ingin yakin bahwa tak ada lagi spermaku yang tersisa pada batang ku. Tiba-tiba terdengar HP-nya memanggil. Masih dengan belepotan sperma di dagu bibir dan pipinya Norma mengambil HP dari tasnya. Dia lihat rupanya suaminya yang menelpon. “Ya, mass…” “Yaa… aku sedang di dapur ketemu ibu-ibu. Biasa.. Ngrumpii…” katanya sambil cekikikan seakan-akan tak ada hal yang penting. Sesudah beberapa omongan dia tutup HP-nya dan dimasukkan kembali ke tasnya. “Ahh.. Gangguan ya sayaanngg…” sambil kembali tangannya mengelusi batang ku. Nampaknya telepon itu sama sekali tak menggagunya. Dan nampaknya dia memang biasa menipu suaminya. Betapa tenangnya ini perempuan. Aku juga ikut untuk tak perlu was-was. Kembali kami saling berpagut. Bermenit-menit kami berpagut sambil tangan Norma mengurut-urut kemaluanku agar mau kembali keras ngaceng. Sementara itu tanganku juga bergerilya meremasi vaginanya. Kurogohkan tangan ke celana dalamnya. Kurasakan betapa lebat bulu kemaluannya yang menandakan dia memang perempuan yang sangat haus belaian seks. Aku memahami apa yang diinginkan Norma. Dia belum meraih kepuasan dariku sementara aku telah ejakulasi ke mulutnya. Kini aku mesti membuatnya meronta dalam luapan nikmat syahwat. Sesudah aku merasakan cukup untuk penetrasi aku keluarkan lenguhan. Aku bimbing dia agar tangannya bertumpu ke dinding. Aku ingin melakukan penetrasi dari arah belakang. Kusingkap gaun malamnya dan kuperosotkan lepas celana dalamnya. Masih sempat aku memasukkan celana dalam itu ke tasnya agar tidak kotor kena tanah taman itu. Kini terpampang dan kupandangi vagina Norma di bawah bokongnya. Sungguh sangat merangsang birahiku. Perempuan seusia dia masih menampilkan kencang urat dan mulusnya selangkangan. Paha dan bibir kemaluannya. Aku tak mampu menahan diri. Aku dekatkan wajahku untuik menciumi pantatnya, bahkan lubang anusnya kemudian vaginanya. Aku dengarkan desahan dan rasa pedih pada jambakan tangannya di rambutku. Norma sungguh-sungguh menerima nikmat yang tak terhingga. Lidahku bermain menjilati lubang anal dan melata hingga kelentitnya. Terkadang menyeruak menusuk gerbang vaginanya. “Hendraa.. Kamu sangat jantaann.. Hendraa.. Aku cinta kamuu.. Aku cinta kamuu.. Aku cinta kamu Hendraa…” tangannya terus meremasi rambutku. “Ampunn Hendra.. Jangan siksa aku.. Sudaahh.. Aku tak lagi tahann.. Hendraa.. Aarcchh…” dia menjerit kenikmatan. Sambil tangannya yang merangkaki dinding bergerak turun hingga posisinya lebih menungging. Norma ingin aku lekas melakukan penetrasi dari arah belakang. Dia berusaha meraih ku untuk diarahkan ke lubang nya. Dengan jeritan kecil dia menyertai amblasnya ku ditelan gatalnya itu. Selanjutnya aku berayun-ayun mendorong tarik ku. Dan Norma menggoyang maju mundur untuk menelan ku lebih dalam lagi merangseki kemaluannya. Pada detik-detik menjelang orgasmenya, seperti kuda betina yang dilanda birahi jantannya nafas Norma terdengar memburu. Dia meronta-ronta mencakari dinding menyertai goyangan pompaanku yang semakin cepat karena aku sendiri juga ingin menumpahkan sperma berbarengan dengan orgasmenya. Dan saat puncak syahwat itu datang melanda, kami berdua seakan lupa akan keberadaan kami dimana. Hampir kami tak mampu membendung desah nikmat. Teriakan kami yang tertahan telah mengantarkan orgasme Norma dan tumpahnya air maniku ke vaginanya. Aku perlu sedikit merapikan rambutku sebelum kembali ke keramaian. Untuk menghindari perhatian orang, Norma sepakat aku akan keluar duluan. Beberapa menit kemudian dia menyusul. Aku langsung keluar menghilang dan pulang. Agak gontai aku menuju mobilku. Aku nggak tahu lagi apa dan bagaimana Norma. Mungkin dia mencari-cari aku. Aku pikir itu sudah urusan suaminya. Aku tak ingin ada hubungan panjang dan membuat repot. Aku hanya catat dalam notebook-ku hari itu adalah 20 September malam saat orang-orang ramai memperbincangkan tanda-tanda kemenangan sby di Quick Count. Memang aku sendiri yang selalu ingin bebas selalu menyenangi perubahan.

Nikmatnya Sex Dengan 2 Temanku

Aku adalah cewek gadis berusia delapan belas tahun. Teman-teman banyak yang bilang aku cantik, tinggiku 170, berkulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku anak yang paling ramai dan gaul abis dibanding teman-temanku. Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai akhirnya cerita panas ini dimulai….. Suatu saat aku dan enam orang teman Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20) menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak Jawa Barat. Susi meskipun tidak terlalu tinggi (160) namun memiliki tubuh yang padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra lah yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara aku, Andri dan Toni masih ‘jomblo’. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman. Acara ke Puncak kami mulai dengan ‘hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur. Adegan ciuman itu bertambah ‘panas’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka. “Jangan To” tolak Andra. “Kenapa sayang” tanya Vito. “Aku belum pernah.. gituan” “Makanya dicoba sayang” bujuk Vito. “Takut To” Andra beralasan. “Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk “Tapi To” “Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti” “Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan. “Janji” Vito meyakinkan Andra. Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito. “Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too” Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan. Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka. Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan To, katanya cuma cium aja” sergah Andra. “Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra. “Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri. “Nikmatin aja An” “Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah “Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi” “He eh To.. eesshh” “Enak An..?” “Ehh.. enaakk To” Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan ‘live’ seperti itu. Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar. “Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra. “Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya. Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra. “Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau. “Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh” “Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya. Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya. Vito tahu Andra sudah pada situasi ‘point of no return’, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra. “Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra. “Stop.. stop To” “Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi. “Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin” Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra. Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan. “Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi. Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya. “Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya. “Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya. Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku. “Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat ‘life show’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra. “Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu. “Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya” “Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too” “Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh” “Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito. “Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya. “Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra. Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka. “Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra. Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas. Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku. Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa. Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan ‘live show’ yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap ’segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu. “Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susi. “Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang” “Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt” “Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa” Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya. Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin. “Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin. “Ohh.. sayangg.. enakk sekalii” Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin. “Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin. Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi. Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ‘live show’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku. “Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya. “Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susi terkejut. “Iya Si.. balik lagi.. perut mules” “Aku suruh Kelvin beli obat ya” “Ngga usah Si.. udah baikan kok” “Yakin Ver?” “Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget. Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku. “Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda. “Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku. “Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali. “Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu. Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa. “Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku. Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya. “Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi. Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ‘geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras. “Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi. Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ‘wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding. Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi. “Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku. Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu. “Jangan Ton” namun aku berusaha menolak. “Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ‘jaim’. “Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi. “Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku. “Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ‘live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku. Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya. www.sexvirus.info Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya. “Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras. Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras. “Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan. Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya. Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya. “Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii” “Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku. Mendengar kata ‘lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya. “Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai. Toni dan Andri menyudahi ‘hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya. Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ‘hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku. “Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi. Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak. “Jilat.. Ver” perintahnya tegas. Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku. “Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri. “Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak. Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis. “Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya. Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis. “Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat. “Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver” Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku. Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan.. “Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku. Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa. “Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut. “Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum. “Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku. Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku. Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni. “Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan. “Teruss.. Tonn.. aakkhh” Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri. “Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi. Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta. “Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku. Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni. “Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih. Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis. “Enak.. Ver” tanya Toni berbisik. “He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh” “Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi. “Ooohh.. Tonn.. ngghh” Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku. “Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya. “Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku. Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku. Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar. “Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan. “Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya. “Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku. Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya. “Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku. Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku. Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang. Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi. “Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni. Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini. Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya. “Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus. “Ooohh.. enak Ver.. isep terus” Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu. “Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni. Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni. “Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas. Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ‘doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang. “Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh” “Enak banget Drii.. aahh.. oohh” Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan. Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya. “Andrii.. kenapa dicabutt” protesku. “Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba. Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya. “Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya. Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya. “Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri. “Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku. Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku. “Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu. Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan. Toni yang sudah pulih dari ‘istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan. Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi. “Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan. Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu. “Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii” “Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett” Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas. Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ‘dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.