Minggu, 22 April 2012

Pelecehan Akhwat Partai Di Krl

Sore itu, Stasiun Tebet terlihat ramai dengan calon penumpang yang menunggu KRL jurusan Bogor. Di antara keramaian tersebut terlihat dua akhwat berjilbab duduk di bangku stasiun sambil berbincang.
“Ukhti Nabila, berapa lama sih ke Bogor?” tanya salah seorang dari dua akhwat berjilbab tersebut. Akhwat yang bertanya ini terlihat alim dengan jilbab lebar warna krem dan kaos lengan panjang berrtuliskan Muswil Partai dengan rok panjang warna coklat membalut tubuhnya serta kaus kaki yang membungkus kedua kakinya sewarna dengan jilbab yang dipakainya. Sebuah pin bergambarkan lambang Parati tampak menghiasi jilbab lebar yang dipakainya.
“Sekitar 1 jam atau kalau lelet yaa sampai 1,5 jam….ukhti Rahma belum pernah naik KRL?” jawab akhwat berjilbab lainnya yang bernama Nabila sambil balas bertanya.
Akhwat berjilbab krem yang bernama Rahma ini menggeleng sambil tersenyum. Wajah akhwat yang mirip dengan Ratih Sanggarwati ini terlihat semakin menawan ketika tersenyum.
“Sama aja kok dengan Prameks….cuman kalo KRL lebih cepat” lanjut Nabila.
Rahma mengangguk mengerti. Prameks adalah kereta api jurusan Jogja-Solo yang dikenal di daerahnya. Rahma memang berasal dari Ngawi namun kuliah di UNS Solo dan dia datang ke Jakarta bersama keluarganya sejak dua hari yang lalu karena ada pernikahan sepupunya. Kesempatan ke Jakarta itu dimanfaatkan Rahma untuk bertemu Nabila, sahabat lamanya semasa SMA di Solo yang kemudian pindah ke Jakarta. Rahma sangat senang ketika melihat Nabila juga menjadi akhwat aktivis Partai seperti dirinya membuat persahabatan kedua akhwat ini terasa kian erat.
“Malam ini kita nginap di Bogor?” tanya Rahma.
“Mungkin ukhti, soalnya udah sore sih…kayaknya baru besok pagi kita bisa ke kampusku. Kita nginap di rumah Ummu Fadhil, kebetulan suaminya lagi ada acara di Surabaya jadi dia hanya bersama anak-anaknya di rumah, udah aku kontak kok..”jawab Nabila.
“Lho besok khan hari Ahad..emang bisa ke kampus anti?”
“O’ya…ya udah besok kita ke Kebun Raya bareng sama Ummu Fadhil dan anak-anaknya baru senin ke kampusku” jawab Nabila yang memang mahasiswi tingkat akhir di IPB Bogor
Sore ini Nabila memakai jilbab lebar warna putih dengan baju panjang sebatas lutut warna putih dan rok panjang warna hitam serta kaus kaki putih yang membungkus kedua kakinya. Jilbab dan baju panjang yang dipakai akhwat ini berhiaskan lambang Partai yang menandakan bahwa gadis ini adalah kader partai tersebut. Kedua gadis berjilbab ini memang aktivis Parati di kota masing-masing.
“Ukhti Rahma..itu keretanya sudah datang” lanjut Nabila ketika KRL yang mereka tunggu muncul dari kejauhan.
Rahma mengangguk mengiyakan.
“Kalau nanti di kereta kita terpisah, pokoknya ukhti turun di stasiun terakhir, stasiun Bogor”ujar Nabila
“Apa kita bisa terpisah?”tanya Rahma dengan nada sedikit cemas.
“Bisa aja ukhti…liat begitu banyak penumpang yang akan naik, berbeda dengan kereta Prameks di tempat anti” jawab Nabila.
“Kalau penumpang penuh kayak gini….jangan ngeluarin HP..entar dicopet lagi..ayo cepat masuk!”lanjut Nabila sambil menggandeng tangan Rahma ketika KRL jurusan Bogor itu telah sampai di emplasemen stasiun Tebet.
Sore itu, KRL jurusan Bogor tersebut terlihat sangat penuh sesak dengan penumpang bahkan beberapa diantara penumpang tersebut duduk di atap. Puluhan calon penumpang yang menunggu di Stasiun Tebet segera berebutan naik ke atas KRL termasuk kedua akhwat aktivis Partai tersebut. Dengan susah payah, akhirnya Rahma dan Nabila dapat masuk KRL walaupun keduanya harus berdiri di tengah berjubelnya penumpang. Diam-diam Rahma menyesal mengajak Nabila naik KRL ke Bogor walaupun semula Nabila merasa enggan, namun karena desakan Rahma yang ingin mencicipi naik KRL membuat Nabila mengalah.
“Gimana ukhti…enak nggak naik KRL?”tanya Nabila
“Mmm..kita naik bis aja yuk..”jawab Rahma.
“Sabar aja..paling di Depok nanti juga banyak yang turun..”
Rahma tidak berkomentar lagi apalagi kereta itupun mulai bergerak meninggalkan Stasiun Tebet.
Tak berapa lama kemudian, KRL tersebut sampai di Stasiun Pasar Minggu. Di stasiun ini, KRL yang penuh sesak dengan penumpang kembali dimasuki calon penumpang yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan Stasiun Tebet. Rahma terjepit diantara berjubelnya penumpang di KRL tersebut sehingga akhwat Partai ini berusaha mencari celah yang lebih longgar di antara penuhnya penumpang KRL. Rahma bersyukur ketika akhirnya dia mendapat sebuah celah yang lebih longgar di antara berjubelnya penumpang KRL tersebut walaupun ternyata hal tersebut membuatnya terpisah dengan Nabila.
Sekitar 10 menit kemudian, KRL jurusan Bogor yang sarat penumpang itupun bergerak meninggalkan Stasiun Pasar Minggu. Rahma mencoba mencari-cari Nabila di antara penuhnya penumpang namun akhwat sahabatnya itu tidak terlihat. Rahma semula berniat mengontak Nabila lewat HP namun akhwat PKS ini teringat pesan Nabila agar tidak mengeluarkan HP dalam kereta sehingga akhirnya dia mengurungkan niatnya. Kereta ini toh akhirnya akan berhenti di stasiun Bogor kata Rahma dalam hati menenangkan dirinya.
Belum lama kereta itu melaju ketika Rahma merasakan ada seseorang yang menempel ke punggungnya. Secara refleks akhwat Partai ini menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang laki-laki berusia 30-an yang segera memandang ke arah lain ketika Rahma menoleh ke arahnya. Rahma merasa risih ketika laki-laki di belakangnya terasa semakin rapat menempel ke tubuhnya sehingga akhwat Partia ini berusaha menghindar dengan bergeser ke depan. Ketika Rahma bergeser ke depan tanpa diduga orang yang di depannya tiba-tiba ikut bergeser ke arahnya sehingga tanpa di cegah, bagian dada akhwat ini yang montok membukit ini membentur tubuh orang di depannya. Rahma memandang orang di depannya yang ternyata adalah seorang laki-laki sehingga membuat wajah gadis berjilbab yang berparas ayu ini memerah oleh rasa malu. Rahma memang tidak bisa melindungi dadanya dengan tangannya karena tangan kirinya digunakan untuk berpegang pada gantungan di kereta sementara tangan kanannya memegang tasnya.
Rahma berusaha bergeser ke samping tapi tanpa di duganya orang di sampingnya bergeser ke arahnya sehingga membuat tangan yang memegang tas tersebut menyentuh bagian selangkangan orang di sampingnya dan membuat akhwat Partai ini terkesiap. Tanpa melihat Rahma yakin kalau orang yang di sampingnya adalah seorang laki-laki ketika tangannya yang menyentuh bagian selangkangan orang tersebut meresakan batang kontol di balik celana laki-laki tersebut. Rahma pun mengurungkan niat untuk bergeser samping kiri karena dirasakan seorang laki-laki telah berusaha menempel ke tubuhnya dari arah tersebut. Tubuh akhwat Parati ini menggigil ketika menyadari dirinya telah dikerumuni empat orang laki-laki dalam kereta tersebut. Rahma berusaha mencari celah keluar dari kerumunan empat laki-laki itu namun justru penumpang KRL semakin bertambah sehingga membuat akhwat Partai ini kian terjepit oleh kerumunan empat laki-laki yang tidak dikenalnya tersebut. Rahma merasa bingung dan tidak tahu jalan keluar dari keadaan ini.
Rahma gelisah dengan wajah memerah ketika dia merasakan tubuh laki-laki yang menempel di belakangnya terasa menekan tubuhnya dan akhwat Partia ini merasakan batang kontol laki-laki di belakangnya ini mulai mengeras menempel ketat di belahan pantatnya. Rahma merasa menyesal ketika dia menolak anjuran Nabila untuk memakai celana panjang dan jubah terusan. Rahma memang merasa tidak perlu memakai celana panjang di balik jubahnya karena dengan perjalanan memakai kereta bukan sepeda motor, akhwat PKS ini merasa rok panjang yang dipakainya tidak akan tersingkap sehingga dia merasa cukup memakai celana dalam tipis di balik rok panjangnya. Keadaan tersebut membuat Rahma dapat lebih merasakan tonjolan kontol laki-laki di belakangnya yang terasa tegang mengeras di balik celana yang dipakai laki-laki tersebut. Di sisi lainnya Rahma tidak mampu menghindari ketika sepasang dadanya yang montok menempel tubuh laki-laki di depannya yang menghadap ke arahnya. Kemudian tangan kanannya yang memegang tas juga telah menyentuh selangkangan laki-laki yang berdiri di sampingnya dan akhwat Partai ini dapat merasakan kontol di balik celana laki-laki di sampingnya itu telah mengeras dan membesar.
Wajah cantik Rahma memerah dan tubuh akhwat Partai ini gemetar dan berusaha menghindar namun usaha akhwat Partai ini sia-sia karena ketiga laki-laki lainnya justru semakin rapat mengurungnya ketika penumpang KRL itu semakin penuh. Rahma merasa putus asa dan tak berdaya ketika keempat laki-laki ini semakin rapat menempelkan tubuh mereka ke tubuhnya sehingga membuat akhwat Partai ini nyaris tak bisa bergerak. Rahma dapat merasakan kontol keempat laki-laki yang mengurungnya telah tegang mengeras dan nafas keempat laki-laki ini terasa memburu menerpa dirinya. Rahma berusaha meminta bantuan Nabila namun akhwat sahabatnya sejak SMA itu seolah hilang di tengah lautan penumpang KRL yang mememnuhi gerbong. Tubuh akhwat Partai asal Ngawi itu menggigil menahan kemarahan tapi dia tidak tahu harus berbuat apa, karena dia baru pertama kali mengalami hal seperti ini.
Goyangan KRL yang melaju membuat sepasang buah dada Rahma yang menempel ketat di tubuh laki-laki di depannya seolah tengah digesek-gesek dan diremas-remas. Kemudian batang kontol laki-laki di belakang Rahma yang tegang di balik celana yang dipakai laki-laki tersebut, begitu terasa bergerak di antara belahan pantat akhwat Partai yang berjubah panjang ini. Rok panjang yang dipakai Rahma ini tidak terlalu tebal sehingga akhwat Partai ini dapat merasakan besarnya kontol laki-laki di belakangnya. Kedua laki-laki di samping Rahma juga terlihat sengaja menempelkan tubuhnya ke arah Rahma sehingga akhwat Prtai ini bisa merasakan kontol kedua laki-laki tersebut di balik celana mereka. Semula Rahma ingin menangis mengalami kejadian ini namun begitu intensnya keempat laki-laki ini mencabulinya sehingga justru kemudian akhwat Partai ini mulai merasa terangsang. Rahma tak dapat mencegah bayangan kontol keempat laki-laki yang tengah mencabulinya di gerbong kereta ini dan bayangan tersebut membuat akhwat Parati berwajah menawan ini mulai terangsang.
Rahma berusaha menahan sekuat tenaga untuk tidak terangsang, namun akhwat Partai ini adalah seorang wanita yang mudah terangsang dan mempunyai nafsu birahi yang tinggi. Di tengah kekalutannya tersebut, Rahma sempat berpikir bahwa kejadian yang dialaminya ini sebagai sebuah karma atas perilakunya yang kerap bermasturbasi dan dalam fantasi manturbasinya seakan – akan dia sedang diperkosa dan menikmati perkosaan tersebut, walaupun kemudian dibantahnya. Karena selain dirinya banyak akhwat Partai lain yang melakukan perbuatan tersebut, mereka beralasan masturabsi adalah dibolehkan apabila takut terjatuh dalam perbuatan zina. Rahma semakin larut dalam gairahnya ketika dia merasakan pantatnya mulai diraba tangan laki-laki di belakangnya. Rahma menggigit bibirnya keras-keras ketika tangan laki-laki itu kemudian mengusap-usap pantatnya lalu menyusuri belahan pantatnya dengan jemarinya. Rahma tersentak ketika jari laki-laki tersebut menyusuri belahan pantatnya yang masih terbungkus rok panjang warna coklat hingga menyentuh bagian kemaluannya. Melihat Rahma tersentak laki-laki tersebut segera menarik jarinya dengan cepat namun ketika melihat akhwat Partai ini tidak bereaksi apa-apa, laki-laki di belakang Rahma kembali melakukan perbuatan cabulnya itu dan kali ini membuat akhwat Partai ini mendesah tertahan dengan tubuh menggelinjang serta nafas mulai memburu.
Keempat laki-laki saling berpandangan ketika mendengar desahan Rahma yang tertahan dan mereka melihat nafas akhwat ParatiS ini mulai memburu. Bagaikan dikomando tangan keempat laki-laki ini serempak menggerayangi tubuh Rahma yang membuat akhwat PartaiS ini terkejut. Namun Rahma hanya terdiam ketika tangan keempat laki-laki ini menggerayangi tubuhnya bahkan tubuh akhwat Partai ini menggelinjang. Laki-laki di depan Rahma dengan tanpa berbalik arah tanganya mengerayangi sekitar selangkangan akhwat Partai ini lantas meremas-remas bagian pribadi akhwat ini dari depan kemudian laki-laki di samping kiri Rahma menggerayangi payudara akhwat Partai ini demikian juga laki – laki di sebelah kanannya, kemudian laki-laki di belakang Rahma menggerayangi pantat akhwat Partai ini, menyusuri belahan pantat akhwat yang montok ini hingga selangkangan. Rahma hanya menggelinajng dan mendesah-desah lirih sambil menggigit bibirnya keras-keras. Perbuatan cabul keempat laki-laki ini berlangsung beberapa lama dan mereka begitu lihai melakukaknnya, hingga tidak mengundang perhatian para penumpang lainnya. Menyaksikan Rahma hanya terdiam merekapun makin berani. Mereka membuka resuilting celana dan mengeluarkan kontolnya. Lalu kedua laki – laki di sebelah Rahma memegang tangan Rahma yang semula untuk berpegangan dan memaksa untuk menyentuh serta mengocok kontolnya! Rahma kaget luar biasa, seumur hidup baru kali ini Rahma memegang kontol laki-laki secara langsung apalagi mereka mempunyai ukuran kontol yang cukup istimewa. Rahma tak mampu berbuat apapun ketika keduanya memaksa ia untuk mengocok dan meremas – remas kontolnya. Sementara tangan mereka dengan terlatih meremas dan memilin-milin putting payudaranya. Sementara laki – laki yang berada di belakangnya tidak mau ketinggalan. Melihat rok panjang Rahma di bagian belakang memakai resuilting tangannya bergerak untuk menurunkan resuilting tersebut. Rahma pun kaget ketika merasa resuilting rok panjangnya perlahan – lahan diturunkan, kemudian ia merasakan sesuatu yang besar, panjang dan terasa panas menyusuri belahan pantatnya. Rahma pun semakin binging karena ia baru tersadar bahwa ia menggunakan celana dalam yang berlobang di bagian selangkangan, karena ia pernah menstruasi banyak dan ketika dicuci celananya sampai sobek, karena terburu – buru ia tetap memakai celana itu dan akan menggantinya bila sudah sampai di tujuan. Dan laki – laki itu seakan mendapat durian runtuh saat tahu bahwa celana dalam Rahma berlubang, Rahma hanya merasa bahwa kontol laki -laki ditarik lagi tetapi kemudian merasa ada gerayangan tangan dan sesuatu yang sobek: celana dalamnya disobek pas di selangkangan sehingga ia tak lebih memakai kain yang disampirkan saja! Kemudian kontol laki – laki itu terasa makin menggesek bahkan sampai kebelahan kemaluannya. Gesekan kepala jamur milik laki – laki itu menimbul sesuatu yang tak pernah dia rasakan, kenikmatan, geli, panas, malu berkumpul menjadi satu, membuat nafasnya menjadi terengah – engah. Sementara laki – laki yang di depan dengan berani menyusupkan tangannya ke balik rok panjang Rahma dan menyusuri celana dalamnya dan menyingkap apa yang ada di baliknya. Menyusuri belahan kemaluannya dan memilin serta mengelus – elus kelentitnya. Goyangan KRL membuat gerakan keempat laki-laki yang melakukan pelecehan seksual ke tubuh Rahma tidak terlihat mencolok bahkan hingga keempatnya mengeluh tertahan saat kontol mereka mengeluarkan mani pertanda sampai ke puncak kenikmatan mereka. Mani-mani yang terpancar dari kontol keempat laki-laki cabul itu membasahi jubah panjang yang dipakai Rahma serta sebagian jilbabnya bahkan sebagian kecil mengenai wajah cantik akhwat Partai ini. Rahma gemetar melihat keempat laki-laki ini sampai pada puncak kenikmatan mereka karena dia sendiri juga mengalami hal yang sama. Akhwat Parati ini merasakan ada cairan yang memancar dari kemaluannya membasahi celana dalam yang dipakainya.
Mani yang dipancarkan keempat laki-laki yang mengenai jubah Rahma cukup banyak sehingga menimbulkan bau yang menyengat. Beberapa penumpang lain segera menyadari perbuatan keempat laki-laki cabul itu kepada Rahma bahkan beberapa penumpang sempat melihat keempat laki-laki itu memasukkan kontol mereka ke dalam celananya namun mereka tidak berbuat apa-apa melihat tongkrongan keempat laki-laki ini.Mereka merasa iba melihat Rahma dengan jubah yang basah kuyup oleh mani terlihat tak berdaya menghadapi perbuatan cabul keempat laki-laki tersebut. Rahma sendiri pun hanya berdiam diri dan menundukkkan kepala ketika kemudian keempat laki-laki itu menghilang di antara kerumunan penumpang. Beberapa penumpang wanita yang melihat Rahma berusaha menghibur akhwat Patari ini namun para penumpang wanita ini tak sanggup berlama-lama dengan bau mani yang membasahi jubah akhwat Partai ini. Tubuh Rahma mendadak menjadi lemas seolah tak bertenaga dan wajah cantik akhwat ini berubah pucat pasi ketika dia menyadari dompet dan HP miliknya lenyap bersamaan lenyapnya empat laki-laki yang telah mencabulinya. Beberapa penumpang yang mendengarnya menyumpahi empat laki-laki tersebut dan merasa iba dengan nasib yang menimpa gadis cantik yang terlihat alim dalam balutan jilbabnya yang lebar. Untunglah tak lama kemudian KRL ini sampai di stasiun Bogor dan para penumpang KRL tersebut berebut keluar. Rahma melihat Nabila ternyata sudah berada di luar kereta, wajah akhwat ini tampak cemas mengamati satu persatu penumpang yang keluar dari gerbong KRL dan Nabila tersenyum lebar ketika melihat Rahma muncul di antara penumpang KRL yang turun di stasiun tersebut.
“Ukhti Rahma……….anti kemana aja kok ngilang??’kata Nabila sambil menghampiri Rahma yang terlihat canggung melihat Nabila mendekatinya.
“Lho..anti kenapa..lho..anti…”
Ucapan Nabila tercekat di tenggorokan melihat jubah Rahma yang terlihat basah kuyup dan Nabila tahu kalau yang membasahi jubah Rahma adalah air mani. Rahma tidak perlu menjawab pertanyaan Nabila karena tanpa dijawab akhwat Partai ini telah mengetahui apa yang menimpa Rahma di kereta. Tubuh Nabila bergetar menahan kemarahan, baginya Rahma adalah akhwat Partai kesekian yang mengalami pelecehan seksual di KRL namun dilihat dari bekasnya agaknya pelecehan seksual yang dilakukan terhadap Rahma tidak hanya dilakukan oleh satu orang.
“Keterlaluan..!”desis Nabila dengan wajah merah padam menahan amarah. Permasalahan pelecehan seksual di KRL sebenarnya telah dibahas di DPP Partai sehingga muncul wacana usulan untuk diadakannya gerbong KRL khusus perempuan.
“Sudahlah..ukhti…ini musibah…tunjukan aku kamar mandi, aku mau ganti..kebetulan aku bawa ganti”kata Rahma yang tidak hanya risih oleh jubah yang basah kuyup oleh air mani namun yang paling membuatnya risih adalah adalah celana dalam yang dipakainya basah oleh cairan kenikmatannya sendiri serta tangannya yang belepotan air mani. Rahma tidak mungkin bercerita kepada Nabila kalau dirinya ikut terangsang ketika mengalami pelecehan seksual di atas gerbong KRL.
“Ya….sambil nunggu Ummu Fadhil…katanya dia mau jemput kita pakai mobil”kata Nabila akhirnya.
Mata Nabila hanya membelalak ketika sambil berjalan ke arah kamar mandi Rahma bercerita kalau dompet dan HP miliknya lenyap dalam kereta tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar